Kenapa Tak Update Blog?

"Umair, lama betul kau tak update blog kau. Kau dah malas menulis ke?"


"Idea tu ada je. Tapi sibukla."


"Sibuk bukan alasan, kalau nak menulis, boleh je. Pandai-pandaila uruskan masa."


"Erm.."

Mungkin ini delema yang dihadapi oleh beberapa blogger yang ada di tanah air.


Pada hakikatnya mereka bukan tidak mahu menulis, tetapi mungkin ada di antara mereka yang terlalu mementingkan kualiti. Namun akibatnya blog dibiarkan bersawang di alam maya.


Tiada artikel baru.


Tiada cerita terkini.


Tiada apa yang menarik untuk disinggahi lagi.


Cuma yang tinggal adalah koleksi artikel-artikel lama.


Mungkin saya adalah salah seorang daripada mereka yang bersikap seperti itu. Idea yang datang mencurah-curah tetapi tidak pernah diabadikan ke dalam blog.

Juga mungkin kerana saya amat mencuba mengurangkan penulisan 'Open Diary Blog'. Menceritakan hari-hari kehidupan diri sendiri. Saya lebih cenderung untuk menulis perkara-perkara yang 'difikirkan' berfaedah namun hakikatnya saya terkurung dalam cara berfikir yang sempit.


Menulis hanya artikel ilmiah.


Menulis hanya artikel tazkirah.


Menulis hanya cerpen dakwah.


Ramai yang terlupa bahawa teknik penceritaan boleh mendatangkan kesan yang baik kepada pembaca. Dan semua orang pasti suka membaca cerita. Sebab itu artikel-artikel berbentuk cerpen amat diminati ramai orang. Lihat sahaja top artikel di iluvislam.com, semuanya cerpen-cerpen. Dan tambahan, artikel tentang percintaan.^_^

Remaja Malaysia amat sensitif tentang cinta. Saya akan bahas dalam post yang berlainan tentang soal cinta ini.


Untuk kawan-kawan yang menulis blog, mari sama-sama cuba menyampaikan yang terbaik kepada para pembaca.


Selamat menyambut Hari Raya Aidilfitri.

Semoga kita sama-sama kembali kepada fitarah insani.

Fitrah seorang hamba.


Ampun maaf dipinta.


Sekian

0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^

Entrepreneurial Thought Leaders (and a request for help)

There are only two opportunities left this year to see a Lean Startup presentation in the US - for free. In order to make those events the best they can be, I'd like to ask for your help.

This Wednesday, I've been invited to give a lecture as part of Stanford University's Entrepreneurial Thought Leaders Seminar. I'm really honored to be included in this program, as it's one I've admired and enjoyed for many years. They produce fantastic video podcasts, which you can explore here. And in mid-November, I'll be speaking at the Web 2.0 Expo in NYC. Once again, this will be a web2open hybrid session; I'll post details for how to register as soon as I get them.

I'd like to incorporate feedback into these presentations, and so here's my request for help. If you've seen me present in any format (online or in-person), would you take a few minutes to fill out the following short survey?

Click Here to take survey

If you haven't seen any of my presentations before, feel free to take a moment and peruse the video, audio, or slides available on this blog. As always, if you can come to one of these events, please come say hello and let me know that you're a reader. Hope to see you there!

0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^

Asma` Binti 'Umais -radhiallaahu 'anha-

Beliau adalah Asma’ binti Ma`d bin Tamim bin Al-Haris bin Ka`ab Bin Malik bin Quhafah, dipanggil dengan nama Ummu Ubdillah. Beliau adalah termasuk salah satu di antara empat akhwat mukminah yang telah mendapat pengesahan dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam dengan sabdanya: "Ada empat akhwat mukminat yaitu Maimunah, Ummu Fadl, Salma dan Asma" . 

Beliau masuk Islam sebelum kaum muslimin memasuki rumah al-Arqam. Beliau adalah istri pahlawan di antara sahabat yaitu Ja`far bin Abi Thalib, sahabat yang memiliki dua sayap sebagaimana gelar yang Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam berikan terhadap beliau. Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wa sallam manakala ingin mengucapkan salam kepada Abdullah bin Ja`far beliau bersabda :

‘Selamat atas kamu wahai putra dari seorang yang memiliki dua sayap (Dzul janahain).”

Asma’ termasuk wanita muhajirah pertama, beliau turut berhijrah bersama suaminya yaitu ja`far bin Abi Thalib menuju Habasyah, beliau merasakan pahit getirnya hidup di pengasingan. Adapun suaminya adalah juru bicara kaum muslimin dalam menghadapi raja Habasyah, an-Najasyi.

Di bumi pengasingan tersebut beliau melahirkan tiga putra yakni Abdullah, Muhammad dan Aunan. Adapun putra beliau yaitu Abdullah sangat mirip dengan ayahnya, sedangkan ayahnya sangat mirip dengan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, sehingga hal itu menggembirakan hati beliau dan menumbuhkan perasaan rindu untuk melihat Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Ja`far :

“engkau menyerupai bentuk (fisik)-ku dan juga akhlakku.”

Ketika Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam memerintahkan bagi para muhajirin untuk bertolak menuju Madinah maka hampir-hampir Asma’ terbang karena girangnya, inilah mimpi yang menjadi kenyataan dan jadilah kaum Muslimin mendapatkan negeri mereka dan kelak mereka akan menjadi tentara-tentara Islam yang akan menyebarkan Islam dan meninggikan kalimat Allah.

Begitulah, Asma ‘ keluar dengan berkendaraan tatkala hijrah untuk kali yang kedua dari negri Habasyah menuju negeri Madinah. Tatkala rombongan muhajirin tiba di Madinah, ketika itu pula mereka mendengar berita bahwa kaum muslimin baru menyelesaikan peperangan dan membawa kemenangan, takbirpun menggema di segala penjuru karena bergembira dengan kemenangan pasukan kaum Muslimin dan kedatangan muhajirin dari Habsyah.

Ja`far bin Abi Thalib datang disambut oleh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam dengan gembira kemudian beliau cium dahinya seraya bersabda :

“Demi Allah aku tidak tahu mana yang lebih menggembirakanku, kemenangan khaibar ataukah kedatangan ja`far.”

Asma’ masuk ke dalam rumah Hafshah binti Umar tatkala Nabi menikahinya, tatkala itu Umar masuk ke rumah Hafshah sedangkan Asma’ berada di sisinya, lalu beliau bertanya kepada Hafshah, ‘Siapakah wanita ini?” Hafshah menjawab, “Dia adalah Asma’ binti Umais? Umar bertanya, inikah wanita yang datang dari negeri Habasyah di seberang lautan?’ Asma menjawab, “Benar.” Umar berkata; ‘Kami telah mendahului kalian untuk berhijrah bersama Rasul, maka kami lebih berhak terhadap diri Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam dari pada kalian. “Mendengar hal itu Asma’ marah dan tidak kuasa membendung gejolak jiwanya sehingga beliau berkata: “Tidak demi Allah, kalian bersama Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam sedangkan beliau memberi makan bagi yang kelaparan di antara kalian dan mengajarkan bagi yang masih bodoh diantara kalian, adapun kami di suatu negeri atau di bumi yang jauh dan tidak disukai yakni Habasyah, dan semua itu adalah demi keta`atan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallâhu ‘alaihi wa sallam.”

Kemudian Asma’ diam sejenak selanjutnya berkata: “Demi Allah aku tidak makan dan tidak minum sehingga aku laporkan hal itu kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, kami diganggu dan ditakut-takuti, hal itu juga akan aku sampaikan kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, aku akan tanyakan kepada beliau, demi Allah aku tidak berdusta, tidak akan menyimpang dan tidak akan menambah-nambah.”

Tatakala Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam datang, maka berkata Asma’ kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Nabi Allah sesungguhnya Umar berkata begini dan begini.” Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Umar, “Apa yang telah engkau katakan kepadanya?”. Umar menjawab, “Aku katakan begini dan begini”. Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Asma`:

“Tiada seorangpun yang berhak atas diriku melebihi kalian, adapun dia (Umar) dan para sahabatnya berhijrah satu kali akan tetapi kalian ahlus safinah (yang menumpang kapal) telah berhijrah dua kali.”

Maka menjadi berbunga-bungalah hati Asma’ karena pernyataan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam tersebut lalu beliau sebarkan berita tersebut di tengah-tengah manusia, hingga orang-orang mengerumuni beliau untuk meminta penjelasan tentang kabar tersebut. Asma’ berkata: “Sungguh aku melihat Abu Musa dan orang-orang yang telah berlayar (berhijrah bersama Asma’ dan suaminya) mendatangiku dan menanyakan kepadaku tentang hadits tersebut, maka tiada sesuatu dari dunia yang lebih menggembirakan dan lebih besar artinya bagi mereka dari apa yang disabdakan Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam kepada mereka.”

Manakala pasukan kaum muslimin menuju Syam, di antara ketiga panglimanya terdapat suami dari Asma’ yakni Ja`far bin Abi Thalib. Di sana di medan perang Allah memilih beliau di antara sekian pasukan untuk mendapatkan gelar syahid di jalan Allah.

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mendatangi rumah Asma’ dan menanyakan ketiga anaknya, merekapun berkeliling di sekitar Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah mencium mereka dan mengusap kepala mereka hingga kedua matanya melelehkan air mata. Berkatalah Asma’ dengan hati yang berdebar-debar menyiratkan kesedihan, “Demi ayah dan ibuku, apa yang membuat anda menangis? Apakah telah sampai suatu kabar kepada anda tentang Ja`far dan sahabatnya?” Beliau menjawab, “Benar, dia gugur hari ini.”

Tidak kuasa Asma’ menahan tangisnya kemudian Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam menghiburnya dan berkata kepadanya: “Berkabunglah selama tiga hari, kemudian berbuatlah sesukamu setelah itu.”

Selanjutnya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada anggota keluarga beliau: “Buatkanlah makanan bagi keluarga Ja`far, karena telah datang peristiwa yang menyibukkan mereka.”

Tiada yang dilakukan oleh wanita mukminah ini melainkan mengeringkan air mata, bersabar dan berteguh hati dengan menghaarapkan pahala yang agung dari Allah. Bahkan sewaktu malam beliau bercita-cita agar syahid sebagimana suaminya. terlebih lebih tatkla beliau mendengar salah seorang laki-laki dari Bani Murrah bin Auf berkata: "Tatkala perang tersebut, demi Allah seolah-olah aku melihat Ja`far ketika melompat dari kudanya yang berwarna kekuning-kuningan kemudian beliau berperang hingga terbunuh. Beliau sebelum terbunuh berkata:

Wahai jannah (surga) yang aku dambakan mendiaminya
harum semerbak baunya, sejuk segar air minumnya
tentara Romawi menghampiri liang kuburnya
terhalang jauh dari sanak keluarganya
kewajibankulah menghantamnya kala menjumpainya


Kemudian Ja`far memegang bendera dengan tangan kanannya tapi dipotonglah tangan kanan beliau, kemudian beliau membawa dengan tangan kirinya, akan tetapi dipotonglah tangan kirinya, selanjutnya beliau kempit di dadanya dengan kedua lengannya hingga terbunuh.

Asma` mendapatkan makna dari sabda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang pernah berkata kepada anaknya : "Assalamu`alaikum wahai putra dari seorang yang memiliki dua sayab."

Rupanya Allah menggantikan kedua tangan Ja`far yang terputus dengan dua sayap yang dengannya beliau terbang di jannah sekehendaknya. Seorang ibu yang shalihah tersebut tekun mendidik ketiga anaknya dan membimbing mereka agar mengikuti jejak yang telah ditempuh oleh ayahnya yang telah sayahid, serta membiasakan mereka dengan tabi`at iman.

Belum lama berselang dari waktu tersebut Abu Bakar Ash-Shidiq datang untuk meminang Asma` Binti Umais setelah wafatnya istri beliau Ummu Rumaan. tiada alasan lagi bagi Asma` menolak pinangan orang seutama Abu Bakar Ash Shidiq, begitulah akhirnya Asma` berpindah ke rumah Abu Bakar Ash Shidiq untuk menambah cahaya kebenaran dan cahaya iman dan untuk mencurahkan cinta dan kesetiaan di rumah tangganya.

Setelah sekian lama beliau malangsungkan pernikahan yang penuh berkah, Allah mengaruniai kepada mereka berdua seorang anak laki-laki. Mereka ingin melangsungkan haji wada`, maka Abu Bakar menyuruh istrinya untuk mandi dan meyertai haji setelah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam memintanya. Kemudian Asma` menyaksikan peristiwa demi peristiwa yang besar, namun peristiwa yang paling besar adalah wafatnya pemimpin anak Adam dan terputusnya wahyu dari langit. Kemudian beliau juga menyaksikan suaminya yakni Abu Bakar memegang tampuk kekhalifahan bagi kaum muslimin sehingga suaminya merampungkan problematika yang sangat rumit seperti memerangi orang murtad, memerangi orang-orang yang tidak mau berzakat serta mengirim pasukan Usamah dan sikapnya yang teguh laksana gunung tidak ragu -ragu dan tidak pula bimbang, demikian pula beliau menyaksikan bagaimana pertolongan Allah diberikan kepada kaum muslimin dengan sikap iman yang teguh tersebut.

Asma` senantiasa menjaga agar suaminya senantiasa merasa senang dan beliau hidup bersama suminya dengan perasaan yang tulus turut memikul beban bersama suaminya dalam urusan umat yang besar.

Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama sebab khalifah Ash-Shidiq sakit dan semakin bertambah parah hingga keringat membasahi pada bagian atas kedua pipi beliau. Ash-Shidiq dengan ketajaman perasaan seorang mukmin yang shiddiq merasakan dekatnya ajal beliau sehingga beliau bersegera untuk berwasiat. Adapun di antara wasiat beliau adalah agar beliau dimemandikan oleh istrinya Asma` binti Umais, di samping itu beliau berpesan kepada istrinya agar berbuka puasa yang mana beliau berkata: "Berbukalah karena hal itu membuat dirimu lebih kuat."

Asma` merasa telah dekatnya wafat beliau sehingga beliau membaca istirja` dan memohon ampun sedangkan kedua mata beliau tidak berpaling sedikitpun dari memandang suaminya yang ruhnya kembali dengan selamat kepada Allah. Hal itu membuat Asma` meneteskan air mata dan bersedih hati, akan tetapi sedikitpun beliau tidak mengatakan sesuatu melainkan yang diridhai Allah Tabaraka Wa Ta`ala, beliau tetap bersabar dan berteguh hati.

Selanjutnya beliau menunaikan perkara penting yang diminta oleh suaminya yang telah tiada, karena beliau adalah orang yang paling bisa dipercaya oleh suaminya. Mulailah beliau memandikan suaminya dan hal itu menambah kesedihan dan kesusahan beliau sehingga beliau lupa terhadap wasiat yang kedua. Beliau bertanya kepada para muhajirin yang hadir, "Sesungguhnya aku sedang berpuasa, namun hari ini adalah hari yang sangat dingin, apakah boleh bagiku untuk mandi?" mereka menjawab, "Tidak."

Di akhir siang sesuai dimakamkannya Ash-Shidiq tiba-tiba Asma` binti Umais ingat wasiat suaminya yang kedua yakni agar beliau berbuka (tidak melanjutkan shaum). Lantas apa yang hendak dilakukannya sekarang? sedangkan waktu hanya tinggal sebentar lagi, menunggu matahari tenggelam dan orang yang shaum diperbolehkan untuk berbuka? apakah dia akan menunggu sejenak saja untuk melanjutkan shaumnya?

Kesetiaan terhadap suaminya telah menghalangi beliau untuk mengkhianati wasiat suaminya yang telah pergi, maka beliau mengambil air dan minum kemudian berkata: "Demi Allah aku tidak akan melanggar janjinya hari ini."

Setelah kepergian suaminya, Asma` melazimi rumahnya dengan mendidik putra-putranya baik dari Ja`far maupun dari Abu Bakar, beliau menyerahkan urusan anak-anaknya kepada Allah dengan memohon kepada-Nya untuk memperbaiki anak-anaknya dan Allahpun memperbaiki mereka hingga mereka menjadi imam bagi orang-orang yang bertakwa. Inilah puncak dari harapan beliau di dunia dan beliau tidak mengetahui takdir yang akan menimpa beliau yang tersembunyi di balik ilmu Allah.

Dialah Ali bin Abi Thalib saudara dari Ja`far yang memiliki dua sayap mendatangi Asma` untuk meminangnya sebagai wujud kesetiaan Ali kepada saudaranya yang dia cintai yaitu Ja`far begitu pula Abu Bakar Ash Shidiq.

Setelah berulang-ulang berfikir dan mempertimbangkannya dengan matang maka beliau memutuskan untuk menerima lamaran dari Abi Thalib sehingga kesempatan tersebut dapat beliau gunakan untuk membantu membina putra-putra saudaranya Ja`far. Maka berpindahlah Asma` ke dalam rumah tangga Ali setelah wafatnya Fatimah Az Zahra dan ternyata beliau juga memiliki suami yang paling baik dalam bergaul. Senantiasa Asma` memiki kedudukan yang tinggi di mata Ali hingga beliau sering mengulang-ulang di setiap tempat, "Di antara wanita yang memiliki syahwat telah menipu kalian, maka aku tidak menaruh kepercayaan di antara wanita melebihi Asma` binti Umais”.

Allah memberikan kemurahan kepada Ali dengan mangaruniai anak dari Asma` yang bernama Yahya dan Aunan, berlalulah hari demi hari dan Ali menyaksikan pemandangan yang asing yakni putra saudaranya Ja`far sedang berbantahan dengan Muhammad bin Abu Bakar dan masing-masing membanggakan diri dari yang lain dengan mengatakan, "Aku lebih baik dari pada kamu dan ayahku lebih baik dari pada ayahmu." Ali tidak mengetahui apa yang mereka berdua katakan? Dan bagaimana pula memutuskan antara keduanya karena beliau merasa simpati dengan keduanya? Maka tiada yang dapat beliau lakukan selain memanggil ibu mereka yakni Asma` kemudian berkata: "Putuslah antara keduanya! "

Dengan pikirannya yang tajam dan hikmah yang mendalam beliau berkata: "Aku tidak melihat seorang pemuda di Arab yang lebih baik dari pada Ja`far dan aku tidak pernah melihat orang tua yang lebih baik dari pada Abu Bakar." Inilah yang menyelesaikan urusan mereka berdua dan kembalilah kedua bocah tersebut saling merangkul dan bermain bersama, namun Ali merasa takjub dengan bagusnya keputusan yang diambil Asma` terhadap anak-anaknya, dengan menatap wajah istrinya, beliau berkata: "Engkau tidak menyisakan bagi kami sedikitpun wahai Asma`?" Dengan kecerdasan yang tinggi dan keberanian yang luar biasa ditambah lagi adab yang mulia beliau berkata: Di antara ketiga orang pilihan, kebaikan anda masih di bawah kebaikan mereka."

Ali tidak merasa asing dengan jawaban istrinya yang cerdas, maka beliau berkata dengan kesatria dan akhlaq yang utama berkata: "Seandainya engkau tidak menjawab dengan jawaban tersebut niscaya aku cela dirimu."

Akhirnya kaum mislimin memilih Ali sebagai Khalifah setelah Utsman bin Affan, maka untuk kedua kalinya Asma` menjadi istri bagi seorang khalifah yang kali ini adalah Khalifah Rasyidin yang ke empat, semoga Allah meridhai mereka semua.

Asma` turut serta memikul tanggung jawab sebagai istri khalifah bagi kaum muslimin dalam menghadapi peristiwa-peristiwa yang besar. Begitu pula dengan Abdullah bin Ja`far dan Muhammad bin Abu Bakar berdiri disamping ayahnya dalam rangka membela kebenaran. Kemudian setelah berselang beberapa lama wafatlah putra beliau Muhammad bin Abu Bakar dan musibah tersebut membawa pengaruh yang besar pada diri beliau, akan tetapi Asma` seorang wanita mukminah tidak mungkin meyelisihi ajaran Islam dengan berteriak-teriak dan meratap dan hal lain-lain yang dilarang dalam Islam. Tiada yang beliau lakukan selain berusaha bersabar dan memohon pertolongan dengan sabar dan shalat terhadap penderitaan yang beliau alami. Asma` selalu memendam kesedihannya hingga payudaranya mengeluarkan darah.

Belum lagi tahun berganti hingga bertambah parah sakit beliau dan menjadi lemah jasmaninya dengan cepat kemudian beliau meninggal dunia. Yang tinggal hanyalah lambang kehormatan yang tercatat dalam sejarah setelah beliau mengukir sebaik-baik contoh dalam hal kebijaksanaan, kesabaran dan kekuatan.

(Diambil dari buku ‘Mengenal Shabiah Nabi’, terbitan Penerbit at-Tibyan, dengan sedikit penambahan atau pengurangan)

0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^

Lesson 65: Screen Bottom Boards In The Winter? Fall & Winter Feeding

DavidSheri Hello, we are David & Sheri Burns from Long Lane Honey Bee Farms in Central Illinois.
Today, I want to address a few controversial issues about preparing a colony for winter. For example, screen bottom boards are of tremendous benefit in reducing mites in the summer, but should we leave these open for the winter winds? And, what about feeding bees in the winter? How can we feed bees without the sugar water freezing? Before I address these and other issues, let me remind you of our upcoming beekeeping class.
L653












l664 Those of you who have visited us know why we are called Long Lane Honey Bee Farms. We live down a long lane, a long gravel lane and with heavy trucks coming and going, our road is constantly full of potholes. So, we added Thomas the Tractor to our arsenal against potholes. L663A 1958 Case 800 tractor with a front pallet fork and a rear box scraper. I'm a penny pincher. When we first moved here, I had 5 loads of gravel dumped in piles down my lane and for weeks, my son and I used shovels and rakes to smooth it out. I've been working on Thomas for a couple of weeks, repairing hydraulic lines but now the old tractor has joined the work force at the honey bee farm.
LESSON 66: Screen Bottom Boards In The Winter & Fall & Winter Feeding
In a previous lesson, I shared several approaches on how to prepare for winter. In this lesson I want to go into more detail about screen bottom boards and winter feeding.
Bottom Board 001 Screen bottom boards prove to be very beneficial in the summer for reducing mites and for increasing ventilation. But do they pose a threat to a colony during the winter? That's a debated issue. Some cover their screen bottom boards while others leave them open. A few years ago, we did a simple test. We placed covers over 3 colony's screen bottom board and left the others open. We lost all three that were covered. So we always leave our screen bottom boards open all winter. It is our opinion that an open screen bottom board cuts down on excessive moisture. Cold air sinks and warm air rises, so the threat of an open screen bottom board, in our opinion, is minimal.

If your hive is up in the air 6 or 8 inches, then you want to prevent cold wind from curling up and blowing onto the cluster. This can be accomplished by building a wind block around your hive.
Remember, that a winter cluster warms only the cluster and not the inside of the hive. On an extremely cold night, the air several inches away from the cluster will be the same as outside the hive. The bees consume honey, and vibrate by flexing their muscles to generate heat, much like we do when we shiver. That heat is transferred throughout the cluster. They will be able to accomplish generating the cluster heat with or without the screen covered.
WHAT ABOUT WINTER FEEDING?
Many beekeepers allow their colonies to become extremely undernourished. Pollen and stored honey is essential to winter survival of colonies. In the fall, I work to beef up my colonies. It's tricky for me because of the number of colonies in one location. Even an inside top feeder can create a robbing frenzy. In the fall, boardman feeders placed in the front of hives is a certain robbing disaster.
So my approach is two fold. 1) During the fall only, after most nectar is no longer available, I want to prevent robbing, and 2) I want to beef up my colony nutrition for winter.L662
You can click on the images for a larger view. My approach is simple. I do use boardman feeders, but I place them on stands throughout the bee yard. And on dry days, I pour dry pollen out on the feed stands. My sugar mix is two parts sugar and one part water for fall. I have to make the holes bigger in the lids for the syrup to pass through. I also add one teaspoon of Honey-B-Healthy.
Winter-Bee-Kind For Winter Feed For Bees
In The summer of 2011 we introduced our Winter-Bee-Kind after several years of studying overwintering hives. We could barely keep up with production they were in such demand. We still make them right here at Long Lane Honey Bee Farms but we've expanded our production methods to keep up with demand. So many beekeepers told us that these were the only thing that got their hives through the winter. This year, it's time for the 2014 production year. We even mix the sugar and pollen and right here and pour the candy into the Winter-Bee-Kinds. WHAT IS A WINTER-BEE-KIND? It is a one piece candy board that provides food, ventilation, upper insulation and an upper exit/entrance to help bees remain healthier during the winter. Someone said it insulates, ventilates and feed-i-lates. With the built in upper vent, you don't have to worry about snow covering up your hive's lower entrance. The bees can still go in and out through the top vent spacing. We avoid shipping Winter-Bee-Kinds in hot weather and start shipping each September-March. You can place our Winter-Bee-Kinds on your hive anytime, even in the winter. Because it goes on top of the hive in place of the inner cover, and you are NOT removing any frames, it can be placed on the hive in cold weather. Just do it fast. Open the top, remove the inner cover and place the candy side down and the vent slot toward the front of the hive and you're done. Click here to order your Winter-Bee-Kinds Some form of a candy board has been around for a long time. Beekeepers of long ago placed candy in their hives to provide enough food for their bees to survive the long months of winter. There are various mixtures and receipts for candy boards. Some are made with soft candy and some with hard candy. The end result is still the same. The bees will consume the sugar as they need it. We've always been concerned about the amount of condensation that can develop in the hive during the winter. The bees produce heat within their hive and as the temperature is very cold outside the hive, condensation will develop on the warm side, just above the bees on the inner cover or top cover. This condensation can accumulate and drop down onto the winter cluster of bees below. Bees can stay warm in the winter but they must remain dry. If this cold water drips down onto the bees, it can reduce their ability to keep their cluster warm. The insulation on our Winter-Bee-Kind helps reduce the excessive moisture and even puts some of that moisture to work, as it accumulates on the candy and makes it easy for the bees to consume the sugar. Thus, a Winter-Bee-Kind can help lessen two winter stresses, the lack of food and excessive moisture. We make our Winter-Bee-Kinds with sugar and a healthy amount of pollen powder. Many beekeepers make the mistake of only feeding their bees sugar in the winter, but the bees also need protein which they obtain from pollen. Our Winter-Bee-Kinds come with pollen mixed in with the sugar.. Click here to order your Winter-Bee-Kind today. We recommend that you place candy boards on your hive any time between Oct-March.


Commonly Asked Questions
Q: Which way does the candy face in the hive?
A: The candy faces down just above the winter cluster. Normally, this means that the Winter-Bee-Kind would be placed on the brood box that contains the cluster. For example, if you overwinter your bees in a single deep hive body, the Winter-Bee-Kind would be placed on this deep hive body with the candy facing down toward the cluster. If you are using two deep hive bodies to overwinter, then the Winter-Bee-Kind would be placed on the top deep hive body. It is best to disregard the use of an inner cover, and simply place your top cover over the Winter-Bee-Kind.

Q: What about winter moisture?
A: Moisture can develop in the winter from condensation, a contrast of the heat the bees produce in the hive and the extreme cold temperature outside the hive. Condensation accumulates on the warm side, which means moistures collects on the inner cover or top cover above the hive. This can drip down on the bees and chill them during the winter. A Winter-Bee-Kind takes the place of an inner cover and any moisture that develops from condensation aids the bees in consuming the candy.

Q: How long will a Winter-Bee-Kind last on a hive?
A: On average about 3 weeks. However, a colony that has ample stored honey may not consume the candy board as fast or not at all until they need it. A colony close to starvation may consume a Winter-Bee-Kind within a week or two.

Q: Since Winter-Bee-Kinds are placed or replaced on the hive in the winter, can I open the hive up on a cold day?
A: It is best to place the candy boards on a hive when the temperature is above freezing and try to place the candy board on and have the hive sealed back up within 1-2 minutes. It should not take over 1 minute. Do not remove any frames in cold temperatures, only place your Winter-Bee-Kind on and off quickly. If you can choose the warmest day during the winter, that would be best. Try to avoid very cold, windy or rainy days.

Q: How do I refill a candy board?
A: It is best to send back your candy board and we will refill it for $7 plus shipping. If you are a good candy maker, you can do it yourself.

Q: How do I get one with a pollen?
A: Our Winter-Bee-Kinds contain pollen as well.

Q: Can I make my own?
A: You can, but you must experiment, because you do not want the candy to be too hard or too runny. The exact mix depends on your altitude, heat source and other conditions so it will be different from one location to another.

Q: Why was some liquid sugar dripping out of my Winter-Bee-Kind when I received it?
A: It is the nature of candy boards to be a bit on the dripping side even though the top may be hard. Do not be concerned if you see liquid sugar dripping out of your boards when you receive it. It usually means it was left on end during shipment for a prolong period of time. The bees will clean everything up and enjoy this soft liquid.

Q: How much sugar is in one Winter-Bee-Kind?
A: Approximately 5 pounds

Q: When do I put a Winter-Bee-Kind on my hive?
A: Any time! Nov, Dec, Jan, Feb are good months to place on the boards.

Q How often should I check my Winter-Bee-Kind?
A: Every three weeks, take a peek.

Q: Do you make Winter-Bee-Kind for 5 frame nucs or 8 frame hives?
A: Yes, check out our website to order, but carefully read the description to make sure you are ordering the correct size and type.

Q: Can the candy break loose from the board on the hive?
A: It rarely happens, but during extreme winter weather, the candy and separate from the board while on the hive. This is not a problem. The bees will continue to consume the sugar.

Q: When I place it on the hive, do I use my inner cover. Just how does it go on?
A: Winter-Bee-Kind takes the place of your inner cover. Simply place the Winter-Bee-Kind on the top of your upper hive body or super with the candy facing down, then place your top cover on top of the Winter-Bee-Kind. Be sure to use a rock or brick to make sure the wind does not blow your top cover off. There is overwhelming enthusiasm about our Winter-Bee-Kinds. Click here to order now.
Bee Factory 212 Feel free to order your hives for the spring by calling us at 217-427-2678. We take credit cards over the phone, or you can order online by clicking here.
We always appreciate your business, whether it is for your woodenware hive needs, queens, packages, nucs, clothing or extraction equipment, we always appreciate your loyalty.
Here's how you can contact us:
Phone: 217-427-2678
Email: david@honeybeesonline.com
Web Address: http://www.honeybeesonline.com/
It's easy for you to sign up to receive these Lessons right to your Email address. It is free and you can unsubscribe at any time. Just enter your email address below and click on Submit Query. Please spread the word about these lessons to others who may be interested in learning more about beekeeping.


Enter your Email


Preview Powered by FeedBlitz
Check out our Beekeeping Podcast at: www.honeybeesonline.com/studiobeelive.html
Until next time, remember to BEE-Have yourself!

David & Sheri Burns
Long Lane Honey Bee Farms
Fairmount, Illinois

0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^

Support the Startup Founders Visa with a tweet

It's been an exhilarating first day here in Washington DC for the Geeks on a Plane tour. We met a number of policy makers from the White House and State Department, and had a solid Startup2Startup all about government policy and entrepreneurship. After a full day of talking, debating, thinking, and strategizing, we feel about read to take some good old-fashioned action. Will you join us?

In a previous post, I asked readers for suggested topics that the US government needs to know about startups and entrepreneurs, and got some really interesting responses. I've done my best to represent those perspectives in the meetings I've had here over the past two weeks. In my presentation this morning, I emphasized three key areas: reducing the personal cost of failure for entrepreneurs, innovation-friendly legal reforms, and access to the digital means of production (slides from my White House presentation are available at the end of this post).

However, there's one additional issue that has come up throughout the day today. We have a serious structural barrier to entrepreneurship: a glitch in US immigration policy. We can remedy it by creating a special visa for startup founders. The idea is to enable up to 10,000 people per year to enter the United States if they are here to found a company that will employ US citizens. I think the benefits are a no-brainer. Let me quote from Paul Graham's original essay:
The biggest constraint on the number of new startups that get created in the US is not tax policy or employment law or even Sarbanes-Oxley. It's that we won't let the people who want to start them into the country.

Letting just 10,000 startup founders into the country each year could have a visible effect on the economy. If we assume 4 people per startup, which is probably an overestimate, that's 2500 new companies. Each year. They wouldn't all grow as big as Google, but out of 2500 some would come close.

By definition these 10,000 founders wouldn't be taking jobs from Americans: it could be part of the terms of the visa that they couldn't work for existing companies, only new ones they'd founded. In fact they'd cause there to be more jobs for Americans, because the companies they started would hire more employees as they grew.
Brad Feld is working on promoting this idea inside the halls of Congress. Today at Startup2Startup, some additional pieces fell into place. First of all, Dave McClure introduced the idea of modifying an existing immigration program. The EB-5 visa is designed for foreign investors to get a green card if they are willing to bring capital to the US and create at least ten full-time jobs. Unfortunately, this program applies to the investor who holds the capital, and not the entrepreneur who discovers how to put that capital to use. A small change in the law could have a big impact on entrepreneurship in this country, and that's what he proposed. When Dave presented this to the White House and State Department audience, he got a favorable reaction. That's when the second piece clicked, a few hours later. At Startup2Startup, we decided to generate some grassroots momentum to help out. It's actually part of a lean startup story.

David Binetti is an entrepreneur with some credibility in this area, having worked to create the original USA.gov. Recently, he's been engaged in a customer validation exercise around a new concept for a political action-oriented social network. When that concept didn't pan out, he decided to pivot. His latest effort, called 2gov.org, makes it easy to contact your local, state and federal governments with just a tweet. For more on his lean startup journey, you can take a look at this slide presentation. 2gov.org automatically routes your tweet (aggregating it with everyone else who's expressed a similar point of view) to the right legislator or agency. Because it checks your registration against voting rolls, members of congress know that the contacts being received are from actual voters, not just astro-turf. In other words, the service transforms tweets into professional reports that are sent by snail mail, fax, and email - the channels that actually have attention paid to them.

He was at today's event, and the Geeks on a Plane had a brainstorm. Let's use 2gov.org to raise awareness of the Startup Founders Visa movement in congress. To that end, we're tweeting about it, and would like to ask you to join us. If you are a US citizen, tweet your thoughts on the Startup Founders Visa, using the #StartupVisa hashtag and including @2gov. 2gov.org will take care of the rest. In order to have your tweet included in the printed packet that your representative will receive, you'll need to register at 2gov.org (it really only takes a minute).

The Geeks are doing their part. Will you lend us a hand (or at least a tweet)?



0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^

Testing the new Disqus comment system

The recent and overwhelming influx of comments on The cardinal sin of community management. Has prompted me to investigate upgrading the comments system on this blog. I reached out to the twitter to gather suggestions, and the clear first choice seems to be Disqus. So I've attempted to install Disqus such that this post should be the very first one it's enabled for. Want to come give it a try? Just drop a comment on this post.

Your help testing is much appreciated! I especially would like your feedback. Should I keep Disqus? Go to another comment system? Or go back to the way it was?

Thanks!

0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^

a morning in the life

Monday morning began the way it usually does:
  • I get up at 4 am, feed Anna
  • Sitting in a corner at Starbucks, working and drinking decaf by 5 am
  • Walk back home at 7:50 am
  • Kiss husband goodbye as he leaves for work, brace for three year old's full-on jump/dive into me
  • Three year old asks, "What do you want to do now, Mommy?"
  • I tell her she needs to eat breakfast, go potty, then we'll play til Anna wakes up
  • There's a bit of protest, but that's what we do, in that order
  • Anna wakes at 9 am. I feed her
  • We go to the park. I run 6 miles with the girls (figure that's about 60 pounds to push); I'm a glutton for punishment, that's all there is to it, really
  • Then we head over to the playground
On this particular morning, the playground is wet, which means Ava's shorts (and a little bit of her underwear) are wet, too. I take off her shorts before we get into the car to head home.

We're heading home when I remember that we need diapers. And sunscreen for vacation. Pete needs V8 juice. Fifty dollars, gone like that, in the amount of time it takes a traffic light to turn from green to yellow--about three seconds.

I decide I better get gas before I get anything else (there goes $3o more). With a full tank, we head to Target.

I get the girls out of the car. The parking lot, surprisingly, doesn't feel like the county fair on derby day. It's actually...calm. The sun is hot and bright and everything shiny is sucking it up and spitting it back out. We're squinting from all sides.

Ava's hand is in my hand, other hand is occupied with Anna's increasingly heavy carrier, and we three make our way across the pavement. We get to the automatic doors at Target when this little voice at my side says, "Mommy. It's okay that I'm in my underwear." Just like that--a statement, an affirmation, nothing remotely like a question.

"Well, look at you. You are in your underwear, aren't you?" Elmo and rainbows were everywhere.

We don't know what else to do except laugh, so that's exactly what we do. We laugh and laugh and laugh all the way back to the car, into her wet shorts, and back into Target. Again.

I should've just let the kid stay in her underpants for crying out loud. But this is what happens: I go into scare-tactic mode and imagine that every grown person in Target is some twisted pedophile who will find out where we live all on account that Sesame Street is currently advertised across my daughter's hiney.

So, I scold myself the entire time we're in Target for being so ridiculous. I forget the V8 juice but pick up body soap (which, it turns out, we don't need), tell Ava that, no, she cannot have another fishing pole, I don't care if it's Spiderman, that goes for chocolate milk, too, and don't you dare rip off the straw so that I have to buy it, and anyway, that does not mean you'll be able to drink it. I quickly reclaim my gentleness and gently remind her that we're going on vacation in a couple of weeks and if we always bought what we wanted, we probably wouldn't be able to afford a vacation and a whole lot of other things, like squishy bars or ice cream. This satisfies her and we check out.

Skip Skip Skip to my Lou, Skip Skip Skip to my Lou, Skip Skip Skip to my Lou all on a Monday mornin'.

0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^

Gov 2.0 Summit wrap-up

I had an incredible time at the Gov 2.0 Summit in Washington DC last week. I've never seen such a mixed crowd of entrepreneurs, vendors, and policy makers all in one place. There was quite an exchange of ideas. I was thrilled to be included.

I promised to post the slides for my highly abbreviated version of the lean startup presentation, so here they are. As usual, I'll include some of the real-time comments and some of my thoughts below.



Given the time constraints, I organized my presentation around two simple ideas:

STARTUP = EXPERIMENT

FASTER STARTUPS = MORE EXPERIMENTS PER DOLLAR

I tried to make clear my usual definition of a startup, one that has nothing to do with size of company or sector of the economy. But judging from the twitter comments, it's not clear if I was able to make that case. It may be that it will prove a lot harder to make this point in DC than elsewhere:
aptuscollab: Too bad all you #g2s folks got up and left when Eric Ries took the stage. Dude is smart, his lessons apply to internal projects as well.
That's the nice thing about Twitter. You get the straight scoop, no sugar-coating. Any public speaker that doesn't take advantage of it is really missing out.

On to what seems to have stuck:
kwooleyy: #g2s Showed startup OODA loop developed by USAF pilot John Boyd
I included two Boyd-inspired books in the recommended reading list on the right-hand side of this blog: Certain to Win and Boyd: The Fighter Pilot Who Changed the Art of War. With a number of military men and women in the audience, I couldn't resist a plug. Boyd's ideas have inspired a lot of the principles underlying my work.
whorunsgov: Eric Ries: Startups fail not because the technology works, but because no one wants the tech. once it launches. #g2s
The very abbreviated version of Customer Development (channeling Steve Blank).

nickvitalari: Lean startups mean more experiments for dollars and human capital invested #ngenera #g2s
I'm trying to keep hitting on the theme of the human capital waste when we invest our smartest and most creative people into a venture that builds something that nobody wants. Every bit as true for government as for enterprise - and even the two guys in a garage.
dhinchcliffe: Lean startups go faster. Do course correction called a "pivot". - @ericries "Most exciting time in history be an entrepreneur." #g2s
For more on the pivot, see Pivot, don't jump to a new vision. I don't see how it could more a more exiting time to be an entrepreneur, and certainly can't imagine another time when entrepreneurship was more important to our country's future economic prosperity.

marciamarcia: The L word (learning) onstage at #g2s from @ericries. Finally. Startup=Experiment. http://startuplessonslearned.com
Amen! It's natural at a gathering like this to focus on new technology and applications. A lot of conversation was about what "the federal government" should do. But it's all too easy to lose sight of the fact that any government, even one as large as the US, is made up entirely of people. And so the right questions to ask, when we're talking about fostering innovation in any human institution, are: how can we foster a culture of learning and discovery? And it's my hope that the lean startup can provide some guidance in that direction.

Thanks to everyone who made the summit such a great event!



0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^

International tour about to begin

For my international readers: are you in Washington DC, Paris, Barcelona, London, Amsterdam, Malmo, or even Oulu, Finland? Then you'll have a chance to come discuss the lean startup live and in-person. (What's that you say? DC is actually not a separate country? Fascinating...)

The trip will happen in two separate trips. The first (DC, London for Seedcamp, Amsterdam for PICNIC) is first, with the Geeks on a Plane tour, September 18-25. Each event will feature a cool mix of Bay Area and local speakers (and me, too). Come join us if you can.

I then head back to the USA for a free and open-to-the-public lecture at Stanford University for their Entrepreneurial Thought Leaders Seminar on September 30.

Next up is a second swing through Europe. Exact dates for all events aren't yet pinned down, but here's what I'm working on so far: October 28 for a TBA event in Paris, November 2-7 for a series of events in Malmo, Sweden including Øredev, and ending with a workshop at the Martti Ahtisaari Institute of Global Business and Economics at the University of Oulu.

I'll keep you all posted as more details get added. As always, if you're a reader and can make it to one of these events, please come say hello. Continually love hearing your feedback!

0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^

Abdullah bin Umar bin Khattab

Salah seorang sahabat yang terkemuka dalam bidang ilmu dan amal. Ia hijrah bersama ayahnya, Umar bin Khattab, dalam usia sepuluh tahun. Ia juga ipar Rasulullah SAW karena saudari kandungnya yang bernama Hafsah binti Umar adalah istri Rasulullah SAW.

Ia tampil sebagai seorang terpelajar di Madinah ketika kota tersebut bersama Basra memainkan peranan yang sangat menonjol sebagai kota-kota pusat pemikiran dan intelektualisme Islam setelah masa Nabi SAW. Ia mempelajari dan mendalami segi-segi ajaran Islam, khususnya satu bidang yang selama ini belum memperoleh perhatian yang serius, yaitu tradisi atau hadis Rasulullah SAW. Madinah, sebagai tempat tinggalnya, memberinya inspirasi dan kecenderungan alami untukmendengarkan, mencatat, dan mempertimbangkan dengan sangat kritis semua cerita dan anekdot tentang Nabi SAW yang dituturkan oleh penduduk Madinah. Oleh karena itu, ia bersama seorang sahabat lainnya, Abdullah bin Abbas, menjadi perintis paling awal yang membuka bidang kajian baru, yaitu bidang hadis (tradisi) Nabi SAW, disamping menghafal Al-Qur'an secara sempurna.

Sesudah Abu Hurairah, dialah yang paling banyak meriwayatkan hadis, yaitu 2.630 hadis. Dia menerima hadis dari Nabi SAW sendiri dan para sahabat, misalnya Umar (ayahnya), Zaid (pamannya), Hafsah (saudarinya), Abu Bakar as-Siddiq, Usman bin Affan, Ali bin Abi Talib, Bilal bin Rabah, Ibnu Mas'ud, Abu Mas'ud, Abu Zar, dan Mu'az bin Jabal. Hadis-hadisnya diriwayatkan oleh para sahabat, misalnya Jabir, Ibnu Abbas, dan putra-putranya, dan oleh para tabiin, misalnya Nafi', Said bin Musayyab, Alqamah bin Waqqas al-Lais, Abdur Rahman bin Abi Laila, dan Urwah bin Zubair.

Selama 60 tahun setelah Nabi SAW wafat, ia memberi fatwa dan meriwayatkan hadis, menghafal semua yang didengarnya dari Nabi SAW dan bertanya kepada orang-orang yang menghadiri majelis Nabi SAW perihal tutur dan perbuatannya. Dengan begitu, ia dan Abdullah bin Abbas sering kali dipandang sebagai pemula bagi golongan yang kemudian disebut golongan Suni.

Ia termasuk salah seorang dari empat Ibadillah; tiga yang lainnya ialah Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Amr bin As, dan Abdullah bin Zubair. Ia juga adalah salah seorang anggota dewan formatur "tanpa hak sura" dan "tanpa hak untuk dipilih", yang dibentuk oleh Khalifah Umar bin Khattab dan yang bertugas merundingkan dan menunjuk khalifah penggantinya. Pengalaman traumatiknya oleh berbagai fitnah di sekitar pergantian pucuk pimpinan kaum muslimin sejak masa al-Khulafa' ar-Rasyidun sampai masa yang dekat sesudahnya membentuknya memiliki sikap netral dalam politik, moderat, dan toleran. Ketika beberapa tokoh menunjukkan pembangkangannya terhadap Yazid, khalifah kedua Dinasti Umayyah setelah Mu'awiyah bin Abu Sufyan, Khalifah Yazid memerintahkan walinya di Madinah untuk memaksa Husein bin Ali, Abdullah bin Zubair, dan Abdullah bin Umar agar menyatakan kesetiaan kepadanya. Abdullah bin Umar bersedia mengikuti kemauan mayoritas umat Islam, berbeda dengan sikap dua orang yang disebut pertama yang tetap membangkang dan kemudian pindah ke Mekah demi keamanan.

Karena sikap politiknya tersebut, khalifah Bani Umayyah lainnya, yakini Khalifah Abdul Malik bin Marwan, menunjukkan respek terhadapnya dan menghargai kegiatan kajiankajiankeagamaannya selaku tokoh terpelajar dan disegani di Madinah. Orang-orang memang respek dan mengaguminya karena ia terkenal sebagai orang yang berusaha semaksimal mungkin meneladani segala gerak dan prilaku Nabi SAW.


0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^

Abdullah Ibn Mas'ud dan Pencuri

Ini adalah kisah tentang salah seorang sahabat Nabi SAW. Namanya Abdullah ibn Mas'ud - semoga ALLOH meridhoinya-. Ia memang bukan sahabat biasa. Ia juga seorang ulama. Tentangnya, Rasulullah pernah berkata : "Sesungguhnya kaki (ibnu Mas'ud) di timbangan Allah pada hari kiamat itu jauh lebih berat daripada gunung Uhud."

Bagaimanakah gerangan perilaku beliau sehingga mendapatkan karunia itu ? Inilah salah satu di antaranya.

Suatu hari, beliau pergi ke pasar dengan membawa beberapa keping dirham untuk membeli sedikit makanan. Tanpa diduga, ada seorang pencuri yang mencuri dirham itu diam-diam.

Orang-orang yang mengenal Abdullah Ibn Mas'ud lalu mendoakan kesialan bagi pencuri itu. Namun beliau justru mengatakan : "Kalian jangan mendoakan kesialan untuknya. Akulah pemilik dirham-dirham itu, aku akan berdoa untuknya, dan harap kalian mau mengaminkan doaku".

Beliau kemudian mengangkat tangannya lalu berdoa :" Ya Allah ! Bila Engkau mengetahui bahwa orang yang mencuri dirhamku adalah orang yang berhajat padanya, maka berkahilah ia dengan dirham itu, dan bila Engkau mengetahui bahwa ia sebenarnya tidak berhajat padanya, maka Ya Allah jadikanlah ini sebagai kemaksiatan terakhir yang ia lakukan dalam hidupnya". (Wa'akhlish Al-'Amal, hal 91)

Demikianlah tutur kata dari sebuah hati yang bersih. Dan itulah sumber dari segala ketenangan jiwa.

0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^

Abdullah Bin Hudzafah as-Sahmiy -radhiallaahu 'anhu-

(Dipaksa Mencium Kepala Kaisar, Asalkan Tawanan Kaum Muslimin Bebas )

"Sudah sepatutnya setiap Muslim mencium kepala Abdullah bin Hudzafah as-Sahmiy dan saya adalah orang pertama yang melakukannya" (Umar bin al-Kaththab)

Pemeran cerita kita kali ini adalah salah seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Hudzafah as-Sahmiy. Boleh saja sejarah tidak mengangkat pembicaraan tentang tokoh ini sebagaimana telah berjuta-juta orang arab sebelumnya yang tidak pernah diangkat. Akan tetapi Islam yang agung telah menakdirkan Abdullah bin Hudzafah as-Sahmiy bertemu dengan para pembesar dunia pada zaman itu; Kisra Persia dan Kaisar Romawi. Kisah ini kemudian diabadikan oleh sejarah sepanjang zaman.

Kisahnya bersama Kisra raja persia terjadi pada tahun ke-enam Hijriyyah ketika Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam berkeinginan mengirimkan sekelompok para sahabatnya untuk mengantarkan surat kepada raja-raja 'Ajam (non Arab). Surat tersebut berisi ajakan beliau kepada mereka untuk memeluk Islam. Dan Rasul Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam sangat menyadari bahwa tugas ini amat berbahaya.

Para utusan itu akan pergi ke negeri nun jauh yang belum pernah menjalin perjanjian sebelumnya. Mereka tidak mengerti bahasanya dan tidak mengetahui tabi'at-tabi'at rajanya. Kemudian mereka akan mengajak raja-raja itu untuk meninggalkan agamanya dan berpisah dengan kebesaran dan kerajaannya serta memeluk agama suatu kaum yang beberapa di antara mereka adalah penduduk wilayah yang tunduk terhadap kekuasaan mereka.

Ini adalah perjalanan yang berbahaya. Yang pergi dalam perjalanan itu akan dianggap hilang dan yang bisa kembali pulang seolah-olah dilahirkan kembali. Untuk itu Rasulullah mengumpulkan para sahabatnya dan berpidato di hadapan mereka. Setelah memuji dan menyanjung Allah, bersyahadat lalu berkata:

(Amma ba'du, Sesungguhnya aku ingin mengutus sebagian kamu kepada raja-raja 'Ajam, maka janganlah kamu membantah kepadaku sebagaimana bani Israil membantah kepada Isa bin Maryam).

Maka para sahabat Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam berkata, "Wahai Rasulullah, kami siap melaksanakan apa yang engkau kehendaki, maka utuslah kami dengan sesuka hati engkau."

Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam memilih enam orang sahabatnya untuk menyampaikan surat-suratnya kepada raja-raja Arab dan 'Ajam, dan di antara ke-enam orang tersebut adalah 'Abdullah bin Hudzafah as-Sahmiy, ia dipilih untuk menyampaikan surat Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam kepada Kisra Persia.

'Abdullah bin Hudzafah menyiapkan kendaraannya dan berpamitan dengan istri dan anaknya, lalu bergerak melaksanakan tugasnya dengan turun dan naik gunung, sendirian tidak ada yang menemaninya kecuali Allah, hingga ia sampai ke negeri Persia, kemudian ia meminta izin masuk untuk menemui sang kisra dan menyerahkan surat kepadanya.

Sang kisrapun memerintahkan agar istananya dihiasi dan memanggil pembesar-pembesar Persia untuk hadir di kerajaannya, Kemudian 'Abdullah bin Hudzafah dipersilahkan masuk. Abdullah bin Hudzafah menemui penguasa Persia itu dengan pakaian tipis yang membalut tubuhnya yang dirangkap jubahnya yang kasar, tampak padanya kesederhanaan orang Arab. Namun ia sangat percaya diri, berdiri tegap, nampak pada penampilannya kewibawaan Islam dan bercokol dalam hatinya kebesaran Iman.

Ketika Kisra melihatnya sedang menghadapnya, ia menunjuk salah seorang ajudannya untuk mengambil surat dari tangannya, maka Abdullah berkata, "Tidak!, Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam menyuruhku supaya aku menyerahkan surat ini langsung ke tanganmu dan aku tidak akan mengingkari perintah Rasulullah." Lalu Kisra berkata, "Biarkan ia mendekat kepadaku." dan setelah ia mendekat kepadanya, Kisra mengambil surat dari tangannya.

Kemudian Kisra memanggil juru tulis arab dari negeri penduduk Hirah dan menyuruhnya supaya membuka surat dan membacanya di hadapannya. Dan ternyata di dalamnya,

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dari Muhammad utusan Allah kepada Kisra pembesar Persia, kesejahteraanlah bagi orang yang mengikuti petunjuk..."

Ketika Kisra mendengar sepotong surat ini, maka menyalalah kemarahan di dadanya, mukanya merah dan otot lehernya melembung besar, karena Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam memulai dengan menyebutkan…?, lalu ia menarik surat dari tangan juru tulisnya dan merobek-robeknya tanpa mengetahui apa yang tertulis dalam surat itu, lalu ia berteriak: Apakah ia menulis surat kepadaku dengan seperti ini, sedangkan ia adalah hambaku!!"

Lalu ia menyuruh supaya Abdullah bin Hudzafah dikeluarkan dari singgasananya, lalu ia dikeluarkan. Abdullah bin Hudzafah keluar dari kerajaan Kisra, dan ia tidak tahu apa yang akan ditakdirkan oleh Allah kepadanya...dibunuh atau dibiarkan pergi?. Akan tetapi ia masih bisa berkata, "Demi Allah aku tidak perduli terhadap keadaanku setelah aku menyampaikan surat Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam ." dan ia menaiki kendaraannya dan pergi.

Dan ketika Kisra telah reda dari marah, ia menyuruh supaya Abdullah dipanggil masuk kembali kepadanya, namun Abdullah tidak ditemukan... lalu mereka mencarinya akan tetapi mereka tidak menemukan jejaknya... Hingga mereka mencari di jalan yang menuju ke negeri arab dan mereka menemukannya namun ia telah jauh.

Dan ketika Abdullah menemui Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam ia menceritakan apa yang terjadi tentang Kisra dan surat yang dirobek olehnya, Rasul langsung berkata, "Mudah-mudahan Allah merobek-robek kerajaan-nya."

Adapun Kisra, ia telah menulis surat kepada Badzan wakilnya yang ditugaskan di Yaman, "Utuslah dua orang prajuritmu yang kuat-kuat kepada orang yang muncul di Hijaz ini, dan perintahkanlah keduanya agar membawanya kepadaku...", maka Badzan mengutus dua orang terbaiknya kepada Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam, ia juga membekali surat untuk diberikan kepadanya, di dalam surat itu ia menyuruhnya supaya beliau berangkat bersama kedua orang itu untuk menemui Kisra dengan segera...Dan ia meminta dari kedua orang itu untuk mendengar khabar Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam dan memata-matainya, dan menyampaikan berita yang diperolehnya kepadanya.

Kedua orang itu segera berangkat sehingga mereka sampai ke Thaif dan menjumpai para pedagang Quraisy, lalu keduanya bertanya kepada mereka tentang Muhammad Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam, maka mereka menjawab, "Ia berada di Yatsrib!."

Kemudian para pedagang itu bergegas menuju ke Mekkah dengan riang untuk menyampaikan khabar gembira, mereka mengucapkan selamat bagi orang-orang Quraisy sambil berkata, "Bersenang-senanglah kalian, karena Kisra telah menangani Muhammad dan kalian bakal aman dari kejahatannya."

Adapun kedua orang tadi, mereka telah pergi menuju kota Madinah dan bertemu Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam, dan memberikan surat Badzan kepadanya, dan keduanya berkata kepada beliau, Sesungguhnya raja diraja Kisra telah menulis surat kepada raja kami Badzan supaya ia mengutus orang kepadamu, orang itu akan membawamu kepadanya... Dan kami telah mendatangimu supaya kamu pergi bersama kami kepadanya, jika kamu menuruti kami, kami akan memberi tahu Kisra tentang sesuatu yang berguna bagi kamu dan ia akan menahan siksaannya darimu, dan jika kamu tidak mau, maka ia adalah orang yang kamu telah tahu keganasannya, kekerasannya dan kemampuannya untuk membinasakanmu dan kaummu. Maka Rasul Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam tersenyum dan berkata kepada keduanya, "Hari ini, kembalilah kamu berdua ke tempat tendamu dan datanglah kamu berdua besok ke sini."

Dan keesokan harinya keduanya datang kepada Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam dan mereka berkata kepadanya, "Apakah kamu telah siap untuk berangkat bersama kami kepada Kisra?" Beliau berkata kepada mereka berdua, "Kamu berdua tidak akan menemukan Kisra setelah hari ini... Allah telah membinasakannya, anaknya (Syirwaih) telah membunuhnya pada malam ini... di bulan ini..." Maka keduanya mencermati wajah Nabi dan mulai nampaklah keheranan di wajah mereka, dan keduanya berkata, "Apakah anda sadar apa yang anda katakan? bolehkah kami menulis hal itu kepada Badzan? Beliau menjawab, "Ya, dan katakan kepadanya Bahwa agamaku akan sampai ke seluruh kekuasaan Kisra, dan jika kamu masuk Islam aku akan memberikan apa yang kamu kuasai, dan aku jadikan kamu raja atas kaummu."

Kedua orang itu keluar dari Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam dan pulang menemui Badzan dan menyampaikan khabar; maka Badzan berkata, "Jika apa yang dikatakan Muhammad benar, maka ia adalah seorang nabi, dan jika tidak benar, maka kita akan pikirkan lagi nanti."

Tidak lama kemudian datanglah surat Syirwaih kepada Badzan, ia berkata dalam surat itu, "Amma ba'du, aku telah membunuh Kisra, dan aku tidak membunuhnya kecuali karena balas dendam untuk kaumku, ia telah banyak membunuh pembesar-pembesar mereka, memboyong perempuan-perempuan mereka dan menjarah harta mereka, jika suratku ini telah datang kepadamu, maka jadilah kamu dan kaummu orang-orang yang taat kepadaku."

Ketika Badzan membaca surat Syirwaih, ia tidak melanjutkan bacaannya, akan tetapi ia melemparkannya ke sampingnya dan ia menyatakan masuk Islam, dan begitu pula orang-orangnya dari Persia yang ada di Yaman semua masuk Islam.

Ini adalah kisah pertemuan Abdullah bin Hudzafah dan Kisra raja Persia.

Lalu bagaimana pertemuannya dengan Kaisar pembesar Romawi?

Pertemuannya dengan Kaisar adalah terjadi pada zaman khalifah Umar bin al-Khaththab radliyallâhu 'anhu pada saat itu ia mempunyai kisah yang sangat indah...

Pada tahun kesembilan hijriyah Umar bin al-Khaththab mengutus pasukan untuk memerangi Romawi, dan diantaranya Abdullah bin Hudzafah as-Sahmiy. Kaisar pembesar Romawi sendiri telah mendengar khabar tentang pasukan-pasukan kaum muslimin yang mempunyai kebenaran iman, kekokohan aqidah dan keteguhan jiwa dalam menegakkan jalan Allah dan Rasul-Nya.

Maka Kaisar menyuruh pasukannya bahwa jika mereka mendapatkan tawanan dari kaum muslimin, supaya mereka tidak membunuhnya dan membawa kepadanya dalam keadaan hidup... Dan Allah memang telah berkehendak bahwa Abdullah bin Hudzafah as-Sahmiy jatuh tertawan oleh pasukan Romawi, lalu mereka membawanya kepada rajanya, dan mereka berkata, "Dia termasuk sahabat Muhammad yang lebih dahulu memeluk agamanya, dan ia telah menjadi tawanan kami, lalu kami hadirkan ia kepada engkau." Raja Romawi menatap Abdullah bin Hudzafah agak lama dan berkata, "Aku akan menawari kamu sesuatu!"

Ia berkata, "Apa itu?"

Maka ia berkata, "Aku tawari kamu untuk masuk Nasrani...jika kamu menerima aku akan membebaskan kamu, dan aku beri kamu kedudukan. Maka tawanan itu berkata dengan lantang dan yakin, Tidak!...Kematian adalah seribu kali lebih aku cintai daripada apa yang kamu tawarkan kepadaku itu!"

Maka Kaisar berkata, "Sungguh aku melihatmu sebagai orang pemberani...Jika kamu menerima tawaranku, aku beri kamu jabatan dan aku bagi kerajaanku kepadamu.

Maka tawanan yang terikat itu tersenyum dan berkata, "Demi Allah jika kamu memberiku semua apa yang kamu miliki dan semua apa yang dimiliki orang-orang arab supaya aku meninggalkan agama Muhammad dalam sekejap mata, aku tidak akan melakukannya!"

Ia berkata, "Kalau begitu aku akan membunuhmu."

Ia berkata, "Terserah kamu." Kemudian ia menyalibnya, dan ia berkata kepada para ahli panahnya dengan bahasa romawi "Panahlah dekat tangannya, sambil ia menawarinya untuk masuk nasrani, dan Abdullah menolaknya. Lalu ia berkata, "Panahlah dekat kakinya." Dan ia menawarkan kepadanya supaya ia meninggalkan agama Muhammad, tetapi ia menolak.

Setelah itu Kaisar menyuruh supaya mereka berhenti menyakitinya, dan supaya menurunkannya dari kayu salib, kemudian ia meminta supaya didatangkannya panci besar, lalu panci itu diisi dengan minyak dan diletakkan di atas api sehingga minyak itu mendidih, lalu kaisar meminta supaya didatangkan dua orang tawanan dari kaum muslimin, lalu ia menyuruh supaya salah seorang dari keduanya diceburkan di dalamnya, maka bertebaranlah dagingnya dan tulangnya nampak menganga.

Lalu Kaisar menengok ke arah Abdullah bin Hudzafah dan mengajaknya untuk memeluk agama Nasrani, akan tetapi tawaran itu ditolaknya dengan amat keras, bahkan lebih keras dari sebelumnya. Dan setelah Kaisar telah putus asa, ia menyuruh supaya Abdullah diceburkan di panci yang dipakai untuk menceburkan kedua sahabatnya. Dan ketika ia telah didekatkan dengan panci itu, keluarlah air matanya, maka berkatalah orang-orang Kaisar kepada rajanya, "Ia menangis!"

Maka Kaisar menyangka bahwa ia telah jera dan berkata, Kembalikan ia kepadaku." Ketika ia telah sampai di depannya, Kaisar menawarinya untuk memeluk agama Nasrani dan ia menolak, maka Kaisar berkata, "Sialan kamu, lalu apa yang membuatmu menangis?"

Ia menjawab, "Yang membuatku menangis adalah bahwa aku berkata kepada diriku, 'Kamu diceburkan di panci ini sekarang lalu jiwamu melayang, dan sesunggungnya aku menginginkan kalau aku mempunyai nyawa sejumlah rambutku lalu diceburkan semuanya di panci ini di dalam jalan Allah.'"

Maka berkatalah Kaisar durjana itu, "Maukah kamu mencium kepalaku dan aku membebaskanmu?"

Maka Abdullah berkata, beserta semua tawanan muslim juga?"

Kaisar berkata, "Dan semua tawanan muslim juga." Abdullah berkata, Aku bergumam dalam hati, Aku mencium kepala salah satu dari musuh Allah lalu ia membebaskanku dan tawanan muslim semuanya, tidak masalah bagiku."

Lalu ia mendekatinya dan mencium kepalanya, maka raja Romawi itu menyuruh supaya tawanan-tawanan muslim dikumpulkan dan diserahkannya kepadanya, maka diserahkanlah mereka kepadanya.

Abdullah bin Hudzafah datang kepada Umar bin al-Khaththab radliyallâhu 'anhu dan menceritakan kisahnya, maka sangat bergembiralah al-Faruq, dan ketika beliau melihat tawanan-tawanan, beliau berkata, "Setiap orang islam selayaknya mencium kepala Abdullah bin Hudzafah... dan aku orang pertama yang melakukannya!" Lalu beliau berdiri dan mencium kepalanya....*

* Untuk bahan tambahan tentang biografi Abdullah bin Hudzafah, silah baca:
1. al-Ishabah fi tamyizi ash-shahabah oleh Ibnu Hajar, 2:287-288
2. as-sirah an-nabawiyyah oleh Ibnu Hisyam, tahqiq as-saqa
3. Hayatus al-Shahabah oleh Muhammad Yusuf al-Kandahlawiy, jilid 4
4. Tahdzibu at-Tahdzib, 5:185
5. Imta'ul asma', 1:308,444
6. Husnu ash-Sahabah, Hal.503
7. Muhbar, Hal.77
8. Tarikh Islam oleh adz-Dzahabiy, 2:88



0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^

Abbad bin Bisyir

Abbad bin Bisyir termasuk golongan Anshar. Ia masuk Islam di hadapan Mushab bin Umair, sahabat yang diutus Rasulullah saw. untuk berdakwah di Madinah.

Peristiwa yang menonjol tentang sahabat mulia ini adalah pada perang Dzatur Riqa' dan perang Yamamah.

Setelah perang Yamamah selesai, kaum muslimin bermalam di suatu tempat. Lalu terpilihlah Ammar bin Yasir dan Abbad bin Basyir sebagai petugas ronda. Abbad melihat Ammar bin Yasir dalam kelelahan, karena itu ia menawarkan kepadanya untuk beristirahat, sementara dirinya bertugas jaga terlebih dahulu.

Ketika ia mendapati lingkungan sekelilingnya dalam keadaan aman, ia kemudian memutuskan untuk mengisi waktunya dengan mengerjakan salat, sehingga pahala yang diperoleh menjadi berlipat.

Mulailah Abbad menunaikan salat, tapi saat ia membaca sebuah surat, tiba-tiba sebuah anak panah melesat dan mengenai pangkal lengannya. ia mencabut anak panah itu dan melanjutkan salatnya.

Tak lama kemudian menyusul anak panah berikutnya dan mengenai badannya, Ia pun mencabut anak panah itu dan melanjutkan kembali salatnya.

Dalam kegelapan malam yang gulita itu, sebuah anak panah melesat kembali dan mengenai tubuhnya. Abbad menarik anak panah dan mengakhiri bacaan suratnya. Lalu ketika ia sujud sementara kondisinya lemah karena sakit dan lelah, ia pun menjulurkan tangannya membangunkan orang yang ada di sekitarnya. Lalu ia bangkit dari sujudnya, membaca tasyahud dan menyelesaikan salatnya.

Ammar terbangun dengan suara kawannya yang terputus–putus menahan sakit, "Gantikan aku karena aku telah kena." Ammar segera bangkit dari tidurnya hingga menimbulkan kegaduhan dan berkata, "Subhanallah, mengapa engkau tidak membangunkanku ketika engkau terkena anak panah pertama?"

Abbad menjawab, ketika aku sedang salat tadi, aku membaca beberapa ayat Alquran yang amat mengharukan hatiku, hingga akupun tak ingin untuk memutusnya. Demi Allah, kalaulah tidak akan menyia-nyiakan pos penjagaan yang ditugaskan Rasululalh kepada kita, sungguh aku lebih suka mati daripada memutuskan bacaan ayat-ayat itu.

Suatu saat Rasulullah saw. bersabda kepada orang-orang Anshar, "Wahai golongan Anshar, kalian adalah inti, sedangkan golongan lain adalah bagai kulit ari. Maka tak mungkin aku diciderai kalian."

semenjak itu yakni semenjak Abbad bin Bisyir mendengar ucapan ini dari Rasulullah, ia pun rela menyerahkan harta dan nyawanya di jalan Allah. Maka kita temui, di arena pengurbanan, ia adalah orang pertama. Tapi di arena pembagian harta rampasan, ia sulit ditemukan.

Di samping itu ia adalah seorang ahli ibadah yang tekun, seorang pahlawan yang gigih dalam berjuang, seorang dermawan yang rela berkurban, dan seorang mukmin sejati yang telah membaktikan hidupnya untuk keimanan ini.

Keimanannya telah dikenal luas di kalangan sahabat. Aisyah ra. pernah berkata, ada tiga orang Anshar yang keutamaannya tak dapat diatasi oleh seorangpun juga, yaitu Saab bin Muadz, Useid bin Hudlair dan Abbad bin Bisyir.

Orang-orang Islam angkatan pertama mengetahui bahwa Abbad bin Bisyir mendapat karunia cahaya dari Allah. Penglihatannya yang jelas dan mendapat penerangan, dapat mengetahui tempat-tempat yang baik dan meyakinkan tanpa mencarinya dengan susah payah. Bahkan kepercayaan sahabat tentang hal ini sudah sampai pada tingkatan bahwa Abbad adalah benda yang dapat dilihat. Mereka sepakat, bila Abbad berjalan di waktu malam, muncullah berkas-berkas cahaya dari dirinya yang akan menerangi jalan yang akan ditempuhnya.

Dalam peperangan untuk memerangi kaum murtad di bawah pimpinan Musailamah Al-Kadzab, Abbad bin Bisyir mendapat amanah untuk menjadi komandan pasukan. Dalam peperangan ini, ia harus berhadapan dengan tentara Musailamah yang kejam berpengalaman.

Sehari sebelum perang Yamamah dimulai, Abbad bermimpi yang takwil mimpinya ia ketahui tak lama setelah mimpinya itu.

Abu Sa'id al-Khudri berkata, "Abbad bin Bisyir berkata kepadaku, wahai Abu Said, tadi malam saya bermimpi, saya melihat langit terbuka untukku, kemudian tertutup lagi." Saya meyakini, takwil mimpi itu adalah saya akan mengalami syahid. Abu Said berkata, sungguh itu adalah mimpi yang baik.

Lalu meletuslah perang Yamamah. Ketika ia melihat kemenangan seakan di tangan musuh, ia teringat oleh sabda Rasulullah kepaa golongan Anshar, "Kalian adalah inti, tak mungkin aku diciderai kalian."

Ucapan itu memenuhi rongga dada dan hatinya, hingga seolah-olah sekarang ini Rasulullah masih berdiri dan mengulang-ulang perkataannya. Abbad merasa bahwa tanggung jawab itu terpikul hanya di atas bahu orang-orang Anshar saja, atau di atas bahu mereka sebelum golongan lain. Ia kemudian naik ke atas bukit dan berseru, "Hai golongan Anshar, pecahkanlah sarung pedangmu dan tunjukkanlah kemampuan kalian."

Dan ketika seruannya ini dijawab oleh 400 orang pejuang, Abbad bersama Abu Dujanah dan Barra' bin Malik membawa mereka hingga taman maut, sebuah taman yang dijadian Musailamah sebagai benteng pertahanan. Pahlawan besar itupun berjuang layaknya seorang laki-laki, mukmin dan warga Anshar.

Pada hari yang mulia ini, pergilah Abbad menjumpai syahidnya. Dan benarlah mimpi yang dialaminya semalam, pintu langit terbuka untuk dirinya kemudian tertutup kembali. Selamat jalan sahabat mulia…


0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^

The cardinal sin of community management

Once you have a product launched, you will the face the joys – and the despair – of a community that grows up around it. I won’t sugar-coat this: it is one of the most difficult and frustrating aspects of building a company online.

There are many articles by many experts (myself included) extolling the virtues of listening to customers. In fact, there are so many of these propaganda pieces that this question might naturally cross your mind: if listening to customers is so great, why do we need so much propaganda? I’ll tell you the honest truth: listening to customers is gruesome, uncomfortable, and painful work. Sure it has its moments, but then so does getting stranded on a desert island.

Yet few products these days can succeed without their online community, and the insight you can gain from interacting with that community is unparalleled, despite the pain. But to take advantage of that learning, you have to avoid the absolutely one and only cardinal sin of community management: not listening.

This probably sounds illogical. Communities care about lots of things, like how good your product is, how much information you give them, how you defend them from trolls, right? And when you’re being pilloried by community members over the latest mistake your company made, it can doubly confusing. After all, people rarely say they are mad because they are not being heard. But just because they don’t say it doesn’t mean that it’s not true.

Let me give an especially painful example. At a certain point in IMVU’s development, we faced a difficult choice. Some of our most passionate early adopters were using IMVU’s user-generated content capabilities to create illicit content. As you can imagine, this was a lucrative customer segment. But it became clear that if IMVU was ever going to become a mainstream business, we had to effectively fire these early customers. The reasons were many and complex, so I won’t rehash them all here. Suffice to say that our partners, vendors, and most importantly regular mainstream customers all found the idea disturbing. So we had to start enforcing new content policies that restricted what kinds of virtual goods could be bought and sold on IMVU.

We did not take this step lightly. We did a lot of analysis to make sure that we were minimizing the number of customers affected. For example, we spent some time researching the usage of virtual goods that would be disallowed under the new policy and were relieved to discover that they accounted for less than 0.1% of all usage. So we felt confident that removing them wouldn’t have too big an impact. We couldn’t have been more wrong.

This single decision wound up costing the company significant revenue and over the course of several months sent its customer growth into decline. We were totally unprepared for the magnitude of what happened. In the end, we managed to repair the damage, but only after losing a lot of time and at significant opportunity cost. This was one of those catastrophes that shouldn’t have happened. We carefully rolled out the change in stages. We did our best to actively communicate why we were making the change, and we tried to put in place policies that treated affected customers fairly.

Yet none of that mattered, because we violated the cardinal rule. We didn’t listen. More accurately, we made our customers feel like we weren’t listening. And until we could make that right, we kept on hemorrhaging business.

The problem was that although very few customers were affected by the changes in policy, many more were anxious about those changes. We tried to be low-key about the roll-out of these changes, so as not to call attention to it, but our silence on the subject simply served to make room for conspiracy theories about what was really going on. And, because the people complaining were yelling and screaming, we thought the right response was to ignore them and wait for them to leave. After all, someone who is writing ten-page posts about how they are going to abandon your product is presumably going to go away, right? That’s why one of the most important maxims in online communities is “don’t feed the trolls.” People who thrive on creating controversy through volume, repetition and hyperbole don’t really want to be heard. They just want attention, and giving it to them just encourages more reckless behavior.

But silence was the worst possible strategy. For months, we made constant product and policy changes, trying to end the controversy without simply undoing our original decision and abandoning the mainstream market. Nothing worked, until we finally had one of our community managers start talking to real customers on the phone. Then the reality of our problem hit us.

Most normal customers – even among early adopters - do not pay attention to the trolls. They don’t participate heavily in the forums, and they don’t send email when they are dissatisfied. They are largely invisible in the normal channels where customer service and community management pays attention. But that doesn’t mean they are not aware of what’s going on, or that they don’t care deeply about it. It turned out that our customers had gotten a clear message, one that we had never intended to send: that IMVU was becoming a teen-only site. We were totally shocked. Adults, even those that aren’t at all interested in racy content, were our best customers. We had built numerous features specifically for them, and often had to contend with charges from teenagers that we were too adult-friendly (these two segments don’t really like hanging out with each other as a rule).

When we actually started listening, things changed fast. First of all, we discovered what was really upsetting our customers. They had come to rely on the fact that IMVU was one of the very few online communications platforms where verified adults could meet one another. This was an unintended side-effect of our earlier content policies, that required age verification before you could buy unrated content from our catalog. It turns out many of our best customers were becoming age verified and then not buying any “adult” content. They enjoyed being treated like adults and having a way to chat online with other adults. Again, this was not about prurient content. Avatars make it possible to meet other people as they would like to be perceived. Mostly, that’s a good thing – many people believe their avatar is a more authentic representation of their true self than their physical appearance. But it also has some drawbacks. In the middle of a serious conversation on the joys of motherhood or the stress of a career you might realize that the person you’re talking to is only 15. That can be a jarring juxtaposition of physical reality that breaks the suspension of disbelief.

It took me a long time to understand that benefit of our product. Most customers couldn’t articulate it; they just knew they were angry that we had ruined it. Except that, from a literal point of view, we hadn’t ruined it. All of the features that enabled that experience were still there. What we had done to ruin it was make our customers feel like they were not welcome anymore. We kept denying that we had done anything wrong, that the features still worked as advertised, and justifying our decisions instead of apologizing. When we finally understood the problem, fixing it was relatively easy. We made a series of very public declarations that IMVU would always support adults, that we appreciated their unique contribution, and that we would always protect the key features that meant the most to them. The fact that pornography was not one of these key features was besides the point. We had summarily turned off one of their features without consulting them and without remorse. Who knew what feature might be next?

So real listening can head off a crisis in progress. But it also has other powers. For example, consider a common case of a minimum viable product. Since this product is necessarily missing a lot of features, those of us who ship them often want to duck the feedback. After all, it’s likely to be something we already know. In fact, I used to have the urge to argue with customers who gave feedback like “hey, idiot, you’re missing feature X.” I used to respond with something like, “I know, but it’s on our road map and we’re already working on it and we don’t really want feedback about that right now and so please get off my back.” You can imagine the field day the trolls had with that.

Eventually, we learned a better way. Feedback that tells you something you already know is still quite valuable. It gives you a hint that you are on the right track, but it also tells you quite a lot about the person giving you the feedback – that they believe in the path that you are on. For an early adopter, having this insight acknowledged and validated is a powerful experience. So we learned to take the time to say “thank you for your suggestion. Thanks to you, we’re going to prioritize feature X.” Then, when feature X finally did come out, every early adopter who suggested it feels an earned sense of ownership over it. Here’s the best part. They will also defend you against future attackers and trolls.

Collectively, an online community has an unlimited amount of time to spend. Even if you and your community managers are a hundred times smarter and more productive than the members of your community, there is absolutely no way that you can keep up with its sheer volume of energy. So you can’t fight an online community and hope to win the argument. The only way to have your point of view prevail is to have members of the community invest their unlimited time and energy in evangelizing it. And that’s what really, truly, actively listening does. It sends a signal to passionate customers that you care, that you want them on your side, and that they are part owners of your vision. In fact, I am convinced that if you could find some of IMVU’s earliest adopters, they would say something like this: “sure, those guys at IMVU HQ were helpful in writing code and stuff, but in the end they were just the hired help. It was really the community who built that product.” Imagine what happens when a troll shows up and starts bad-mouthing you. Those earlyvangelists (to borrow Steve Blank’s phrase) will defend you.

I have seen this dynamic time and again. As a creator of products (and now an author, too), it’s one of the things that keeps me going. When your customers become your allies, there’s almost nothing you can’t accomplish together.

There’s only one catch. You can’t stop listening. If you do, as IMVU found out to our peril, you break the implicit bargain that made you allies in the first place. And when your defenders join forces with your trolls, there’s no way to have your message heard.

That’s why not listening is the cardinal sin of community management. Any other mistake can be overcome: shipping bad product, removing key features, erroneously banning community members, even kicking out a whole segment of customers. And when those allies feel unheard, you simply can’t do anything right. Every little thing becomes a crisis. Choose wisely.


0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^