Rahasia di Balik Botol Coca-Cola

Siapa, sih, yang nggak tahu minuman bersoda yang satu ini. Tampaknya minuman ini sudah dinikmati seluruh dunia. Namun, pernah nggak memperhatikan bentuk botol minuman Coca-Cola? Katanya, nih, “botol beling-nya” atau glass bottle-nya dirancang khusus sesuai genggaman tangan kita.

Berawal dari Root Glass Company
Ide pembentukan botol Coca-Cola khusus muncul di tahun 1915. Ketika itu, produk minuman bersoda yang sedang naik daun tersebut banyak ditiru oleh beberapa produsen minuman lainnya. Peniruan ini mudah dilakukan karena bentuk botol pertama minuman berusia 125 tahun ini sama dengan botol obat yang dijual di apotek.

Akhirnya, pada 16 November 1915 Alexander Samuleson dari Root Glass Company membuat desain khusus untuk botol Coca-Cola. The Iconic Contour Bottle ini diberi lekukan dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran telapak tangan manusia pada umumnya. Bagian atas botol tersebut dibuat sedikit mengecil agar konsumen bisa meminumnya dengan mudah. Root Bottle ini kemudian diproduksi secara massal dan meluas di tahun 1916. Produksi tersebut masih diproduksi hingga saat ini.


Si Botol Ramah Lingkungan
Selain bentuknya yang khusus, Iconic Contour Bottle ini juga dikenal ramah lingkungan, lho. Gimana nggak, pemakaian botol bisa berulang-ulang. Eh, jangan jijik dulu. Ingat, kan, kalau kita selesai minum Coca-Cola “botol beling” harus dikembalikan ke penjualnya. Nah, botol itu selanjutnya di bawa ke pabrik Coca-Cola untuk proses pencucian.

Botol-botol tersebut dicuci dengan mesin bersuhu 80 derajat Celcius. Pembilasan dilakukan dengan menggunakan soda api. Proses ini dilakukan selama 30 menit. Kalau ada botol yang labelnya sudah pudar dan ada garis sampai 4 cm, langsung ditolak untuk dicuci. Nah, botol-botol yang ditolak itu kemudian diproduksi kembali. Selain “botol beling”, botol plastik yang di-reject juga didaur ulang menjadi T-Shirt atau bahan-bahan lain. Air bekas pencucian juga disuling untuk dipakai kembali di lingkungan sekitar pabrik, seperti kamar mandi dan perawatan mesin. Wah, cinta bumi banget, ya? Ayu – Foto: Ayu

0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^