Transplantasi Hati

Transplantasi (cangkok) hati ramai dibicarakan akhir-akhir ini, menyusul terkuaknya sejumlah kasus atresia bilier. Berita bagusnya, harapan hidup si penerima cangkok hati mencapai 90%. Sayangnya, tindakan ini membutuhkan persiapan yang rumit dan biaya yang sangat besar.

Bilgis Anindya Passa (17 bulan), penderita atresia bilier (kelainan berupa saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang sempurna), sedang menanti saat tepat untuk menjalani operasi cangkok hati. Persiapan untuk tindakan ini memang rumit.

Menurut DR. Dr. Hanifah Oswari, Sp.A(K), konsultan gastroentero hepatologi anak dari FKUI/RSCM, cangkok diperlukan jika organ hati sudah gagal melakukan tugasnya. "Jika organ hati sudah tidak berfungsi atau gagal hati, diperlukan cangkok hati untuk mempertahankan hidup orang tersebut," ujarnya.

Banyak kondisi dan penyakit yang membuat seseorang memerlukan transplantasi, misalnya penyakit metabolisme yang menyebabkan hati tidak berfungsi, atresia bilier, dan lainnya. Namun, tidak semua gagal hati memerlukan cangkok hati. Hanya gagal hati yang menetap atau gagal hati bawaan lahir yang memerlukan transplantasi.

"Gagal hati akut tidak selalu memerlukan transplantasi," imbuh Dr. Hanifah, yang turut menangani kasus Bilqis.


Hidup atau mati

Hati yang didonorkan harus sehat agar tidak menimbulkan masalah bagi penerimanya. Tidak boleh ada virus atau lemak terlalu banyak. Untuk mendapatkan hati yang dibutuhkan tidak harus menunggu donor yang sudah meninggal.  Orang yang masih hidup juga bisa mendonorkan hatinya.

"Donor yang masih hidup hanya mendonorkan sebagian saja dari hatinya. Jika didonorkan semua,  pendonor pasti mati," kata Dr. Hanifah yang mempelajari cangkok hati di Brisbane, Australia.

Meski hanya sebagian, organ hati akan berkembang ke ukuran normal, baik pada si pendonor yang diambil sebagian hatinya ataupun pada si penerima yang mendapat sebagian hati tersebut. "Jadi tak usah bingung atau khawatir, dengan teknik ini organ hati dapat tumbuh normal," ungkapnya.

Teknik ini juga memungkinkan pendonor yang sudah meninggal menyumbang dua orang sekaligus. Jika biasanya satu hati didonorkan untuk satu orang, dengan membagi hati menjadi dua, pendonor yang sudah meninggal bisa menyumbang hati untuk dua orang yang membutuhkan. "Ini menguntungkan karena bisa membantu dua orang sekaligus," tambah Dr. Hanifah.


Dibuang saja
Bagaimana dengan hati si penerima? "Ya dibuang saja seluruhnya. Kan sudah tidak berfungsi lagi," jawabnya. Yang jelas, lanjutnya, antara si pendonor clan penerima dibutuhkan kesamaan golongan darah. "Rhesus darah bisa berbeda, asalkan golongannya sama. Itu paling penting untuk memperkecil efek samping. Jadi si penerima bisa mendapat donor dari siapa saja. Tidak harus dari keluarganya," ujarnya.

Meski demikian, efek samping dari cangkok hati tetaplah ada. Dia menjelaskan bahwa reaksi penolakan wajar terjadi. "Sesuatu yang berasal dari luar tubuh, seperti yang terjadi dalam transplantasi, akan ditolak oleh tubuh. Itu wajar. Namun, penolakan akan lebih kecil jika golongan darah pendonor dan penerima sama," ungkapnya.

Si pendonor juga bisa terkena efek. Efek sampingnya bermacam-macam, tergantung kondisi pendonor, tapi itu jarang terjadi karena ahli bedah tahu bagian mana dan menghitung jumlah hati yang bisa diambil.


Harga fantastis
Harapan hidup penerima cangkok hati tergolong tinggi. Angka ini pun berbeda di tiap negara. Di negara maju, 90% penerima cangkok hati masih bertahan hidup setelah satu tahun. Bahkan, si penerima bisa bertahan sampan lima hingga sepuluh tahun kemudian.

"Di Indonesia baru ada dua tindakan cangkok hati yang dilakukan di Semarang. Yang satu berhasil bertahan hingga sekarang. Satu lagi saya tidak tahu kabarnya. Yang jelas, secara umum harapan hidup akan lebih besar jika cangkok hati dilakukan pada masa anak-anak ketimbang orang dewasa," tuturnya.

Tidak tiap orang yang membutuhkan hati baru bisa mendapatkannya. Pasalnya, biaya transplantasi amat mahal. "Berkisar 800 juta hingga 1,1 miliar rupiah. Harga yang fantastis untuk sebuah hati," ucapnya.

0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^