Belajar TIK dengan keterbatasan


Diposting oleh Siska pada Jan 6, '11 12:28 AM untuk semuanya
Alhamdulillah, akhirnya selesai juga tugas mengajar hari ini dan alhamdulillahnya lagi, kali ini ngajar TIKnya ga terlalu stres. Gimana ga stres kalau kenyataannya kaya gini :
  1. 9 kompi berbanding 26 anak, 1 kompi harus dikeroyok sama 2-3 anak. Babak belur dah itu kompi
  2. 1 guru berbanding 26 siswa. Babak belur pula itu guru
  3. Tak ada asistent or in-focus buat bantu menerangkan dan mendemonstrasikan langkah-langkah pembelajaran. Bener-bener alone selama 1 jam full.
  4. Penerimaan anak yang beragam. Ada yang high speed ada juga yang slow motion. Udah di terangin sambil mengeluarkan seluruh kemampuan body language yang ada plus berpantomim, teteup aja banyak yang masih bingung bin ga nyambung. Al hasil saat anak-anak berhadapan dengan kompi & proyeknya, gurunya juga sibuk nungging-nungging n jongkok-jongkok (maklum lab kompinya masih lesehan ). Belum selesai bantuin satu anak, anak lain udah nyolek-nyolek, narik-narik jilbab, manggil-manggil, bukan mo minta tanda tangan tapi minta di jelasin ulang langkah-langkahnya ... cuapeeee deeecchhh ...
Nah itu die permasalahannya, padahal fakta menunjukkan kalo anak-anak paling demen pelajaran TIK yang ditandai dengan antrian panjang di depan pintu lab sebelum bel masuk berdering dan juga fakta kalo guru TIKnya smart binti maniz tidak juga dapat meminimalisir kemumetan yang ada selama pembelajaran TIK
Sampai akhirnya, saya menemukan terobosan baru yang saya pikir dapat mengurangi jumlah keringet yang menetes saat pembelajaran TIK , berikut ini tips & triknya :
  1. Terangkan secara singkat proyek yang harus di kerjakan oleh anak, bila perlu beri beberapa contoh hasil jadi dari proyek yang akan dikerjakan untuk memotivasi anak.
  2. Bagi anak dalam beberapa kloter
  3. Kloter pertama akan mendapatkan petunjuk dan demonstrasi langsung dari guru bagaimana langkah-langkah pengerjaan proyek
  4. Tuliskan langkah-langkah pengerjaan di papan tulis sebagai pengingat
  5. Kloter pertama yang sudah selesai akan berperan sebagai tutor yang akan mengajari temannya di kloter kedua, dan anak dari kloter kedua akan menjadi tutor untuk anak di kloter ketiga
Udah deh, enak kan. Dengan cara itu minimal keuntungan yang didapatkan :
  1. Guru ga capek, tinggal ngawasin dan memotivasi para tutor untuk sabar membantu temannya.
  2. Anak  yang berperan sebagai tutor akan belajar lebih, setelah mendapatkan ilmu dari guru dia diharusnya mentransfer ilmu kepada temannya, akhirnya dia akan lebih memahami dan mengingat semua langkah-langkah pembelajaran hari itu.
  3. Anak yang berperan sebagai tutor akan menjadi lebih percaya diri, karenanya diharapkan guru tidak memilih anak-anak yang high speed saja yang menjadi tutor 1, biarkan anak-anak yang slow motion juga ikut merasakan kebanggaan dan kebahagiaan tiada terkira ketika berhasil membimbing temannya menyelesaikan proyek tersebut
Berdasarkan pengalaman, awalnya anak-anak yang slow motion ga pede buat jadi tutor, makanya guru harus bisa mendongkrak tingkat kepedeaan si anak. Selanjutnya, setelah berhasil di kesempatan pertama, si anak akan lebih bersemangat dan tingkat kepedeannya meningkat secara signifikan. Kesempatan pertama selalu menggoda, manfaatkan itu dan selamat mencoba!

gambar di ambil dari sini : mediatiksmp.blogspot.com
sumber tulisan : http://ibnuchaldunoke.multiply.com/tag/tips%20%26%20trick

0 comments:

welcome to my blog. please write some comment about this article ^_^